RAHASIA JODOH (1)

Pagi ini langit begitu cerah, matahari sudah mulai menampakkan senyumnya setelah beberapa hari tak terlihat. Aku sedang bersiap-siap akan berangkat ke pulau sebrang untuk melaksanakan tugas rutin setiap pekan di sana. Aku memacu kendaraan dengan cepat karena pagi ini jalanan masih sunyi, berharap bisa sampai dan tidak ketinggalan kapal feri. Qadarallah sampai di pelabuhan tepat feri berangkat kuhentikan kendaraan lihat dari kejauhan sepertinya tak mungkin kususul.. aku harus beralih ke pilhan kedua naik speedboat.

Tiba di pelabuhan speedboat aku segera menaikinya agar tidak terlambat sampai di sana. Sambil menunggu speedboat penuh, mataku tertarik melihat sosok ibu yang sudah agak tua dengan balutan jilbab panjang terjuntai indah ke bawah, sendal yang lengkap dengan kaos kaki subhanallah.. Aku terus mengamatinya sepertinya beliau sendiri. Alhamdulillah speedboat kami sampai di pelabuhan. Aku bergegas turun kemudian langsung k terminal untuk naik angkutan umum menuju tempat tugas.

Mobil angkutan di pulau ini, harus mengantri menunggu giliran untuk siap berangkat ketika penumpang sudah full. Aku orang pertama yang manaikinya, ahh rasanya bakalan lama aku menunggu karena kulihat belum ada penumpang yang datang k sni. Beberapa menit kemudian, seoarang penumpang naik, ku pandang rasanya tak asing, ohh ternyata ibu yang sedari tadi aku memperhatikannya. Karena masih kurang beberapa orang lagi untuk berangkat aku memulai percakapan dengannya.

Aku mulai berbicara ibu turun dimana nanti? Ibu itu menjelaskan di desa A ohh iya saya turun di desa B menyebut salah satu nama desa di pulau tersebut. Kemudian suasana hening sejenak, Karena penasaran dengam pakaiannya yang begitu rapi aku mulai bertanya. Terjadi percakapan diantara kami
Aku : Ibu ikut majelis ta'lim?
ibu : iya, biasanya tapi sudah bbrpa kali tdk hadir
Aku : jilbabnya ibu bagus
sambil tersenyum belaiu menjawab,
Ibu : saya sudah mulai pakai pakaian sperti ini sejak pulang dari tanah suci...
Aku : masyaallah lengkap spti ini ibu? Oh iya maaf bu kalau boleh tahu dimana anaknya ibu Bertanya dengan mimik penasaran
Ibu : iya
Kemudian beliau mulai menceritakn perjuangan beliau pergi berhaji menceritakn dengan detail bahkan dengan beberapa kejadian menakjubkan di sana. Aku dengan seksama memperhatikan  dan mendengarkan semuanya. Tak henti hentinya aku mengucapakan masyaallah subhanallah atas setiap peristiwa yang dialami ibu ini. Kemudian suasa hening kembali aku mengecek HP dan beliau pun merapkian barang yang dibawa.

Penumpang juga tak kunjung datang, aku masih penasaran terhadap satu hal kenapa beliau tidak menjawab pertanyaanku tadi. Aku mulai lagi berbicara menghilangkan kesunyian ini.
Aku : maaf bu anak ibu dimana? Kenapa tidak minta ditemani?
Ibu : terdiam sejenak.. kemudian sambil tersenyum belaiu berkata. Ibu belum menikah..
Aku : Kaget (tpi berusha menyembunyikam ekspresi itu) kmdian aku tersenyum.. ohh masyaallah maaf ibu saya tidak tahu
Ibu : tidak apa, katanya sambil tertawa kecil. Kemudian beliau mulai bercerita

"Orang tua ibu sudah meninggal sejak kecil, jadi kami diasuh oleh kakak laki-laki. Beliau banyak berkorban untuk keluarga, pesannya agar selalu menjaga diri, jaga nama baik keluarga. Sejak itu ibu tak berani dekat dengan laki-laki karena perkataan kakak ibu begitu terngiyang di telinga. Kakak ibu bekerja keras dia menyekolahkan Kami dan alhamdulillah kami semua berhasil, saudari ibu yang lain sudah menikah bahkan semua sudah punya anak. Tapi hingga Usia ibu yang sudah tak muda lagi sudah menginjak setengah abad ini, ibu belum juga menikah. Pernah ada yang datang melamar sebelum pergi berhaji tapi ibu belum menerima karena sudah niat dan fokus untuk ibadah haji."

Aku tahu ada rasa sedih yang terpancar dari matanya. Kemudian aku memberi semangat. Ibu jodoh Allah yang tentukan insyaallah masih ada kesempatan, ada juga orang-orang yang menikah diusia seperti ibu jadi ibu tidak boleh putus asa saya yakin insyaallah dalam waktu dekat ini ibu dipertemukan dengan jodoh ibu. Kulihat beliau senyum dan tertawa mendengar jawabanku.

Penumpang yang lain berdatangan dan mobil sudah penuh tandanya perjalanan ini akn segera dimulai. Kami tak saling bicara karena musik terlalu keras yang disetel sopir mobil ini.. Namun sesekali kami memandang sambil memberikan senyum. Untuk ibu semoga istiqomah, semoga Allah mempertemukan jodoh ibu dengan lelaki shalih dan baik akhlaknya. Semangat ibu..!!! Semoga kelak kita bertemu diperjalan berikutnya ibu sudah ditemani sang kekasih halal. Insyaallah

Komentar

Postingan Populer